BANYUWANGI – Sejarah terukir dalam ajang Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke-19. Event yang digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, ini merupakan IFRC pertama dengan pelaksanaan tes dan penilaian menggunakan teknologi berbasis digital.
Semua itu berkat sumbangsih tim IT PT Bumi Suksesindo (PT BSI) selaku tuan rumah, bersama tim IT PT Merdeka Copper Gold Tbk. Mereka mengembangkan aplikasi android yang diberi nama Merdeka IFRC. Teknologi yang dihasilkan berhasil mentransformasi penilaian juri. Dari yang awalnya hanya secara manual diatas kertas, kini menjadi berbasis digital.
Perbedaan tersebut makin dirasakan saat pelaksanaan Challenge keempat pada hari keenam IFRC ke-19. Yakni Challenge Firefighter Competency Test, yang digeber di Gedung Wanita Banyuwangi, Jumat (18/11/2022).
Lead Assesor IFRC ke-19, Suyatno menyampaikan, pelaksanaan tes dan penilaian menggunakan aplikasi berbasis digital baru kali ini dilakukan. Penerapan teknologi modern tersebut diakui sangat membantu juri dalam melakukan penilaian.
“Ini pilot project. Kelebihannya bisa dilakukan penilaian secara fair. Yang artinya semua tersistem dengan baik,” katanya.
Dijelaskan, dengan penerapan teknologi berbasis digital memungkinkan dilakukan pengacakan soal. Yang artinya, tiap peserta harus menyelesaikan soal yang berbeda.
Untuk Challenge Firefighter Competency Test IFRC ke-19, Assesor menyiapkan sedikitnya 1.500 soal. Selanjutnya melalui aplikasi Merdeka IFRC, soal tersebut diacak dan masing-masing peserta diharuskan menyelesaikan 100 soal.
“Setiap peserta memiliki waktu 1 jam untuk menyelesaikan soal,” jelasnya.
Suyatno menambahkan, sebelum mengerjakan soal, pertama peserta diberi link aplikasi. Setelah log in, secara otomatis soal masuk dan perhitungan waktu berjalan. Masing-masing peserta mendapat soal berbeda. Tujuannya untuk melihat kemampuan masing-masing peserta.
“Meskipun ini yang pertama (tes dan penilaian menggunakan aplikasi), namun semua bisa berjalan dengan baik. Sebab tim IT selalu mendampingi hingga pelaksanaan Challenge Firefighter Competency Test,” bebernya.
Sementara itu, perwakilan tim rescue dari PT Antam Tbk, Arya Anantama, mengaku sangat mendukung penerapan teknologi berbasis digital dalam pelaksanaan tes dan penilaian IFRC.
“Semua bisa lebih transparan, hasil yang di dapat juga real time,” ungkapnya.
Arya pun menilai pergeseran teknologi ini merupakan sebuah terobosan yang memang sudah harus dilakukan. Mengingat di era revolusi industri 4.0, seluruh aktivitas manusia telah berbasis digital.
“Juga lebih efisien waktu, efisien kertas, yang tentunya mengurangi dampak lingkungan,” tuturnya.
Terkait aplikasi Merdeka IFRC, Direktur PT BSI, Riyadi Effendi menjelaskan. Untuk pembuatan, timnya telah bekerja selama satu bulan. Pasca kegiatan, aplikasi akan diserahkan kepada operator IFRC.
“Kami berharap bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan event-event IFRC yang akan datang,” kata Teddy, panggilan akrab Riyadi Effendi.
Untuk diketahui, IFRC ke-19 digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, mulai tanggal 14 – 22 November 2022. Sebagai tuan rumah adalah operator tambang emas PT BSI, di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Selama mengikuti event IFCR ke-19, peserta diharuskan menyelesaikan delapan cabang Challenge, yaitu Structural Firefighting (SFF), Road Accident Rescue & Mass Casualty Response (RAR & MCR), High Angle Rescue (HAR), Hazmat Spill Response (HSR), Confined Space Rescue (CSR), Firefighter Competency Test (FCT), Water Rescue (WTR), dan Firefighter Fitness Drill (FFD).
Keseluruhan Challenge, digeber di empat venue ikonik di Banyuwangi. Meliputi, site PT BSI, destinasi Pantai Pulau Merah, Pantai Marina Boom Banyuwangi dan Gedung Wanita. Pemilihan tempat perlombaan tersebut dilakukan oleh PT BSI selaku tuan rumah IFRC ke-19, sebagai wujud sinergi dengan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Khususnya dalam mendukung tumbuh kembang sektor pariwisata. (*)