BANYUWANGI – Fire Fighter Night yang digelar pada Kamis malam (17/11/2022), di Lapangan Parkir Ebony, site PT Bumi Suksesindo (PT BSI), berlangsung meriah, penuh suka cita dan keakraban. Disini, 24 Emergency Response Team (ERT) perusahaan pertambangan peserta Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke-19, adu kehebohan dengan menampilkan yel-yel hingga seni dan budaya masing-masing.
Sekejab, lokasi site operator tambang emas anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ini mendadak menjadi pentas ke Bhinekaan. Mengingat para peserta ajang bergengsi perusahaan pertambangan ini memang berasal dari seantero Nusantara.
Tak mau kalah dengan para tamu, PT BSI selaku tuan rumah kegiatan menampilkan seni barong. Sebuah kesenian tradisional yang cukup mengakar di Banyuwangi. Yang menggambarkan semangat membara, cinta tanah air dan menjunjung tinggi perintah serta tuntunan Yang Maha Esa.
Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk, menyuguhkan seni tari jaranan. Kesenian yang satu ini juga sangat lekat dengan masyarakat Bumi Blambangan. Hampir dalam setiap hajatan warga, seni jaranan nyaris menjadi hiburan.
Seperti halnya saat perlombaan IFRC, para peserta tak mau kalah heboh, kalah keren dan kalah bagus dengan performance tim lain. Contohnya, ERT dari PT Kaltim Prima Persada, menampilkan yel-yel dan lagu daerah. PT Borneo Indobara, menyajikan aktivitas olahraga sebagai bentuk pesan agar seluruh peserta IFRC ke-19 senantiasa menjaga kesehatan.
Tak kalah kreatif dan memukau, tim rescue PT Bukit Makmur Mandiri Utama, naik keatas pentas dengan memperagakan seni pencak silat. PT Hasnur Riung Sinergi, malah tampil ala milenial masa kini. Mereka unjuk gigi kebolehannya dalam bermain musik akustik.
Bisa dibayangkan bagaimana keseruan Fire Fighter Night IFRC ke-19 ini. Dipastikan, malam spesial di Lapangan Parkir Ebony, site PT BSI tersebut akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan bagi seluruh peserta.
Ketua panitia IFRC ke-19 sekaligus Deputi General Manager of Operations PT BSI, Roelly Fransza dalam sambutannya berharap Fire Fighter Night mampu menjadi penyegaran diri. Sekaligus mampu mengembalikan semangat guna mempersiapkan menghadapi Challenge lanjutan.
“Sebagai Mood Booster agar kita bisa melanjutkan perjuangan kita esok hari. Bagaimana pun keadaannya jangan lupa Bahagia,” katanya.
Sebagai bentuk ikatan persahabatan, Roelly, sapaan akrab Roelly Fransza, melemparkan kalimat penuh kehangatan dalam bahasa tradisonal Using Banyuwangi.
“Sing ono riko sing rame lek!. Dalam bahasa Indonesia artinya, tidak ada kamu tidak rame bro!,” cetusnya disambut tepuk tangan meriah penuh suka cita dari para peserta.
Kepada para peserta, lanjutnya, Roelly mengajak untuk menjadikan ajang IFRC sebagai wahana memupuk persahabatan. Sekaligus pemersatu semangat perusahaan pertambangan dalam memberikan sumbangsih pada bangsa Indonesia.
Apa yang disampaikan Ketua IFRC ke-19 ini memang sangat masuk akal. Mengingat IFRC sebagai tempat saling belajar tim rescue pertambangan. Digelar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personel maupun ERT untuk belajar dari tim lain. Dengan cara memberikan kesempatan kepada tim rescue perusahaan untuk melaksanakan penanganan keadaan darurat sesuai dengan skenario yang sudah dibuat.
Kedua, dengan memberikan kesempatan kepada tim untuk menunjukkan dan mengukur sejauh mana proses belajar yang telah dilakukan. Agar dapat berjalan dengan efektif serta mencapai hasil yang maksimal. Kesiapsiagaan dan ketanggap bencanaan merupakan hal penting bagi perusahaan pertambangan. Paling utama adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil yang bertujuan melindungi kehidupan karyawan, menangani insiden, serta melindungi aset perusahaan.
Satu lagi, IFRC merupakan wadah pengabdian seluruh perusahaan pertambangan untuk bangsa Indonesia. Mengingat IFRC merupakan cikal bakal tim tanggap bencana nasional dibawah naungan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementrian ESDM).
“Jadi, kita hadir dan berkumpul disini bukan hanya untuk menyelesaikan Challenge. Tapi juga untuk menjalin persabahatan,” cetus Roelly.
Sementara itu, Lead Assesor IFRC ke-19, Suyatno mengaku sanga apresiasi pada penampilan para peserta. Menurutnya, dibalik kepiawaian tim rescue dalam menyelesaikan tantangan. Ternyata juga memiliki kreativitas dan bakat seni.
“Sekali lagi kami menyampaikan terima kasih kepada PT BSI, selaku tuan rumah. Yang telah menyiapkan segala sesuatu hingga pelaksanaan IFRC ke-19 berjalan lancar dan memukau,” katanya.
Untuk diketahui, IFRC ke-19 digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, sejak tanggal 14–23 November 2022. Selama mengikuti event IFCR ke-19, peserta diharuskan menyelesaikan delapan cabang Challenge, yaitu Structural Firefighting (SFF), Road Accident Rescue & Mass Casualty Response (RAR & MCR), High Angle Rescue (HAR), Hazmat Spill Response (HSR), Confined Space Rescue (CSR), Firefighter Competency Test (FCT), Water Rescue (WTR), dan Firefighter Fitness Drill (FFD).
Keseluruhan Challenge, digeber di empat venue ikonik di Banyuwangi. Meliputi, site PT BSI, destinasi Pantai Pulau Merah, Pantai Marina Boom Banyuwangi dan Gedung Wanita. Pemilihan tempat perlombaan tersebut dilakukan oleh PT BSI selaku tuan rumah IFRC ke-19, sebagai wujud sinergi dengan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Khususnya dalam mendukung tumbuh kembang sektor pariwisata. Serta mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. (*)