IFRC ke-19 Juga Membawa Berkah untuk Pelaku UMKM Pantai Marina Boom Banyuwangi

DHI_0354

BANYUWANGI – Ajang Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke-19 bukan hanya membawa berkah untuk masyarakat lokal di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. Namun juga mampu mengatrol omzet pelaku UMKM di Pantai Marina Boom Banyuwangi.

Dengan kata lain, IFRC ke-19 ini bukan hanya menjadi sarana promosi efektif sektor pariwisata Banyuwangi. Namun juga terbukti memberi efek domino terhadap perekonomian masyarakat.

Seperti diketahui event lomba Emergency Response Team (ERT) perusahaan pertambangan se-Indonesia ini digelar di Banyuwangi, mulai tanggal 14-23 November 2022. Hasil koordinasi tuan rumah kegiatan, PT Bumi Suksesindo (PT BSI) dan Pengurus Perhimpunan Profesi Penyelamat Pertambangan dan Energi Indonesia (Pertapindo), selaku reorganisasi dari BOD IFRC, perlombaan digeber di empat venue.

Sejak Jumat, 18 November 2022, IFRC ke-19 bergeser dari Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, ke Gedung Wanita Banyuwangi Kota untuk menjalani Challenge Firefighter Competency Test. Selanjutnya, keesokan harinya, venue perlombaan berpindah ke Pantai Marina Boom Banyuwangi, sebuah destinasi wisata jujugan masyarakat Banyuwangi.

Sabtu, 19 November 2022, para peserta diharuskan menyelesikan tantangan Water Rescue. Sedang hari ini, Minggu, 20 November 2022, mereka disuguhi Challenge Firefighter Fitness Drill.

Kehadiran para peserta IFRC ke-19, sontak menjadi pusat perhatian para pengunjung Pantai Marina Boom Banyuwangi. Ketangkasan, kekompakan, serta kepiawaian tim rescue perusahaan pertambangan cukup memukau mata yang memandang. Saking takjubnya, pengunjung terlihat berkerumun di sejumlah titik.

Imbasnya, selama dua hari Challenge, omzet para pelaku UMKM di Pantai Marina Boom Banyuwangi pun meningkat. Bahkan, peningkatan penjualan hingga tembus sepuluh kali lipat dibanding hari biasa.

“Kami ada 10 booth pada event IFRC di Boom ini. Alhamdulillah, selalu ramai. Per hari rata-rata per booth pendapatannya Rp500 ribu,” kata Sekretaris paguyuban UMKM Pantai Marina Boom Banyuwangi, Wawan S. Riyadi.

“Tapi, selama dua hari ini, kami bisa beromzet Rp10 juta. Jadi, berkat adanya IFRC, peningkatan penjualan kami meningkat sampai sepuluh kali lipat,” imbuhnya.

Maklum, dalam ajang IFRC ke-19, peserta bukan hanya dari Banyuwangi. Mereka datang dari penjuru Indonesia. Ditambah lagi, 24 tim rescue peserta IFRC ke-19, banyak yang mengajak serta keluarga.

“Karena kebanyakan peserta dari luar daerah, mereka penasaran dengan kuliner tradisional Banyuwangi. Akhirnya, mereka banyak membeli dagangan kami, sambil mereka bertanya tentang kekayaan kuliner tradisional Banyuwangi,” ungkapnya.

Pengakuan yang sama disampaikan Mohammad Ardan Firdani, barista Mobil Cafe. Dagangan seduhan kopi asli Banyuwangi, di Pantai Marina Boom Banyuwangi ini cukup digandrungi peserta IFRC. Apalagi cita rasa kopi Bumi Blambangan memang sangat diakui kenikmatanya oleh para penggemar kopi.

“Peserta suka dengan kopi Banyuwangi, banyak penasaran, apalagi kopi Ijen,” cetusnya.

Sementara itu, General Manager Pantai Marina Boom Banyuwangi, Nurilma Septanti, mengaku senang pihaknya bisa menjadi bagian event bergengsi IFRC ke-19. Selain bisa menyaksikan sambil ikut belajar. Unjuk gigi ERT perusahaan pertambangan se-Indonesia telah membawa dampak peningkatan jumlah pengunjung.

Yang tentu saja ikut mendorong peningkatan penghasilan para pelaku UMKM di Pantai Marina Boom Banyuwangi.

“Bukan hanya membawa berkah pada UMKM. Namun, kegiatan ini juga menjadi tambahan ilmu dan wawasan bagi kami. Makanya, karyawan kami pun antusias menyaksikan aksi peserta IFRC saat menyesaikan tantangan Water Rescue,” katanya.

Direktur PT BSI, Riyadi Effendi menyampaikan, sebagai tuan rumah IFRC ke-19 sekaligus pelaku investasi di Banyuwangi, pihaknya berkomitmen untuk mendukung program pemerintah daerah. Salah satunya dalam pengembangan sektor pariwisata.

Sebagai bukti kesungguhan, dalam ajang IFRC ke-19, anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk ini memilih sejumlah tempat wisata ikonik Bumi Blambangan sebagai venue. Salah satunya destinasi Pantai Pulau Merah.

Harapannya, para peserta yang hadir dari seluruh Indonesia dapat mengenal lebih dekat lokasi-lokasi wisata di Banyuwangi.

“Ada empat venue perlombaan. Site PT BSI, Pantai Pulau Merah, Pantai Marina Boom Banyuwangi dan Gedung Wanita Banyuwangi,” kata Teddy, sapaan akrab Riyadi Effendi.

“Selain itu, para peserta juga akan kita ajak keliling sejumlah destinasi wisata unggulan di Banyuwangi,” imbuhnya.

Teddy bercerita, awalnya kegiatan IFRC akan diadakan di dalam site PT BSI. Namun, melihat antusiasme peserta yang begitu tinggi dari berbagai daerah, perusahaan pun menambah jumlah venue untuk acara tersebut.

“Kami melihat potensi pariwisata di Banyuwangi ini sangat besar, termasuk salah satunya di Pantai Pulau Merah yang terletak dekat dengan lokasi site PT BSI. Pantai ini sangat indah dan sering dikunjungi masyarakat lokal, nasional, bahkan wisatawan asing,” bebernya.

Sebagai gambaran, IFRC ke-19, merupakan wadah saling belajar dan berbagi ilmu rescue tingkat lanjut serta teknologi dan kerja sama untuk mencegah korban jiwa dan cidera dalam melakukan operasi penyelamatan. Salah satu tujuan IFRC adalah untuk mempromosikan pencegahan cidera, melalui edukasi dan kesiapsiagaan bagi semua tim dengan memperkenalkan serta membangun konsep tingkat nasional dan internasional.

“Kami berharap ajang IFRC ke-19 akan memberikan dampak positif bagi Banyuwangi, salah satunya agar wisata dan budayanya semakin dikenal di tingkat nasional. Selain itu, para tamu dan peserta memperoleh kesan positif tentang Banyuwangi, sehingga bisa kembali lagi di lain waktu,” tuturnya.

Adapun, acara IFRC ke-19 diharapkan mampu mendorong geliat perekonomian masyarakat lokal yang sempat terpuruk karena hantaman pandemi Covid-19. (*)

Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest